Manusia yang
cerdas dan diberi kepintara yang luar biasa ini memiliki tanggung jawab yang
tinggi. Salah satu tanggung jawabnya ada menjadi pemimpin. Tingkatan pemimpin
adalah yang pertama memimpin diri sendiri. Dalam memimpin diri sendiri ini
manusia selalu membuat yaman keadaan dirinya sendiri dengan keadaan yang ada.
Kedua memimpin keluarga.
Dalam memimpin keluarga manusia harus bersikap adil dan dapat membuat semua
yaman. Dalam hal ini manusi dituntut benar-benar adail karena mennyangkut
beberapa oarang. Disini tidak semua orang menikmatinya cantoh orang yang
meninggal sebelum menikah sungguh sangat disayangkan karena hanya bisa melihat
orang memimpin keluarga tanpa merasakan. Pada saat inilah ambisi itu mulai
muncul dalam jiwa kepemimpinan seorang manusia. Hanya saja pada tahap ini
ambisa ini tidak terlihat karena ambisi pemimpin ingin tidak ingin harus
dijalani.
Ketiga memimpin
organisasi. Berbeda dengan yang kedua walau belum menikah atau sudah menikah
seorang manusia bisa memimpin organisasi dari yang kecil sampai yang paling
besar. Disinilah ambisi mulai meningkat tapi perlu diketahui ambisi itu
tergantung kepada tempat dan orangnya. Dilihat dari tempatnya, apabila itu
organisasi yang benar-benar menjunjung tinggi nilai agama pasti beliau tidak
akan ingin menjadi seorang pemimpin, berbeda halnya dengan organisasi yang
hanya memintingkat selain agama pasti banyak orang yang meminginkan jabatan
menjadi seorang pemimpin bahkan dia rela mengeluarkan uang untuk mendapatkan
uang yang lebih. Sedangkan yang lain adalah tingkatannya, kebanyakan hal ini
diukur dari apa yang dia dapatkan ketika menjabat apabila menguntungkan pasti
banyak orang yang akan merebut kekuasaan itu, tapi lain ceritanya apabila
organisasi itu tidak memberikan apa-apa pasti tidak ada orang yang
menginginkannya SUNGGU IRONIS.
Itulah
tingkatan kepemimpinan yang berhasil saya uraikan. Dari ketiga itu saya akan
ambil yang ketiga dengan contoh negara. Dimana negara adalah organisasi yang
cukup besat tingkatannya, gimana tidak seorang pemimpin negara akan dijului
sang nomor satu yang telah mengalahkan beberapa orang lain. Sedangkan yang
menjabat didalamnya atau yang memimpin akan digaji dengan nilai yang luar biasa
tinggi. Luar biasa menarik siapa yang tidak menginginkannya ketika dia mendapat
peluang. Tapi sayang ambisi ini memiliki kelemahan. Banyak pemimpin yang
menginginkan sesuatu sebanyak-banyaknya bukannya memberikan sebanyak-banyaknya
SANGAT TRADI BUKAN. Hal inilah yang membuat pemimpin buta akan tujuan dan
fungsi pemimpin, sehingga sangat dimungkinkan korupsi, bahkan pengerukan harta
negara akan terjadi. Apabila benar-benar terjadi pasti korbanya yaitu rakyat
jelata SEDIH RASANYA.
Untuk itu JADILAH
PEMIMPIN YANG BIJAK TANPA TERGIUR OELEH HARTA SESAAT TAPI SIKNYA SANGAT PANJANG
DIAKHIRAT NANTINYA. MEMBERI SEBANYAK-BANYAKNYA JANGN MENERIMA
SEBANYAK-BANYAKNYA